Alfalfa
(Medicago sativa.L) adalah tumbuhan dari keluarga kacang polong (Fabaceae).
Tumbuhan ini adalah legum hijau abadi (evergreen), yang biasanya
berumur hingga 4-8 tahun tetapi dapat hidup lebih dari dua puluh tahun,
tergantung pada varietas dan iklim.
Tumbuhan
ini dapat mencapai ketinggian satu meter dan memiliki sistem perakaran yang
dalam, kadang-kadang akarnya dapat sampai + 30 meter didalam tanah
sehingga memberikan 60 jenis kandungan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Hal ini
membuatnya sangat tangguh, terutama terhadap kekeringan.
Tumbuh di pegunungan mediterania di
sebelah barat daya Asia. Alfalfa dipercaya berasal dari Iran. Alfalfa
merupakan salah satu kacang-kacangan alam tertua di dunia, Alfalfa diketahui
dibudidayakan selama lebih dari 2000 tahun. Alfalfa diperkenalkan ke Eropa dari
Asia oleh bangsa Persia pada perkiraan tahun 490 sebelum masehi.
Orang-orang Arab, beberapa abad yang
lalu, menggunakan Alfalfa sebagai pakan untuk kuda-kuda mereka dan mengklaimnya
dapat membuat hewan-hewan mereka cepat dan kuat. Akar dari tanaman Alfalfa
dapat menyentuh ke dalam bumi untuk mencapai mineral yang tidak dapat diakses
oleh sebagian tanaman lainnya.
Kata Alfalfa berasal dari bahasa
arab terbagi dalam dua bagian kata yaitu “Al” yang berarti Allah dan “falf”
yang artinya ribuan kenikmatan dan manfaat. Orang Yunani menyebutnya “bapak
dari segala makanan”, ciptaan dan karunia.
Konon kandungan gizi alfalfa
merupakan yang terlengkap di antara semua tumbuhan. Hampir semua zat gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan terkandung di dalam tumbuhan yang termasuk keluarga
kacang-kacangan ini. Sebut saja mineral. Mineral unggulan berupa kalsium, besi,
magnesium, fosfor, tembaga, dan seng terkandung di dalamnya. Vitaminnya, mulai
dari vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, K, hingga asam folat juga ada. Tidak
heran, tumbuhan ini dikenal sebagai bapak dari segala tanaman.
Seperti yang dikemukakan Prof. Dr.
Made Astawan, ahli Teknologi Pangan dan Gizi IPB dalam sebuah literatur,
alfalfa mengandung Vitamin K.
Vitamin K yang terkandung dalam 100
g alfalfa dapat memenuhi 38% dari total kebutuhan tubuh dalam sehari. Vitamin K
sangat penting untuk pembentukan protein, penggumpalan darah, dan sebagai zat
antihemolitik saat pendarahan.
Menegaskan hal tersebut, “Kalau ada
luka tersayat, ditaburi saja dengan serbuk atau cairan (alfalfa) ini, dalam
hitungan detik (lukanya) langsung menutup,” ungkapnya.
Klorofil telah diteliti
memiliki aktivitas biologis, yaitu sebagai antioksidan dan antikanker
Dalam perkembangannya,
klorofil justru berperan sebagai antioksidan atau penghancur radikal bebas,
terutama jika dikonsumsi pada jumlah tertentu.
Klorofilmerupakan zat hijau daun (pigmen hijau) yang terdapat pada semua makhluk hidup
yang melakukan fotosintesis. Klorofil termasuk zat yang sudah ribuan tahun
akrab dengan sel-sel tubuh manusia. Zat yang berwarna hijau atau hijau kebiruan
ini merupakan sel hidup pertama yang tumbuh di atas muka bumi, yaitu dalam
bentuk lumut(blue-greenalgae).
Meskipun
alfalfa mempunyai khasiat yang cukup baik, konsumsi alfalfa oleh manusia harus
dibatasi karena kandungan serat yang sangat tinggi. Alfalfa tidak dianjurkan
bagi penderita lupus (systemic lupus erythematosus) karena mengandung
asam amino beracun L-canavanine yang diduga dapat mengakibatkan lupus-like
syndrome.
Tanaman yang juga disebut di dalam Al-Qur’an ini
menjadi kekuatan industri pertanian yang luar biasa justru terjadi di negeri
seperti Amerika. Karena Alfalfa menjadi sumber kekuatan ekonomi pertanian
ketiga di Amerika setelah jagung dan gandum.<<< Produk Terkait >>>